Awal Karier
Sebelum Heru memulai kiprahnya secara mandiri di industri, ia mengawali karier profesionalnya sejak masih mahasiswa di Malang. Dimulai menjadi Reporter Junior di Harian Cetak “Memorandum” – Surabaya, Perwakilan Malang yang dikomandani oleh Jurnalis Senior, Henri Nurcahyo, pada tahun 1982 – 1983.
Kemudian pindah ke “Suara Indonesia”, sebagai wartawan di Harian Cetak yang kala itu terbit di Kota Malang, Jawa Timur dan sekitarnya, pada 1983 – 1984.
Tahun 1985 – 1986, sambil tetap menjalani kuliahnya, Heru bekerja di sebuah perusahaan Kontraktor Sipil, sebagai Staf PT Be-Es Delimas Abadi , Surabaya, untuk sebuah Proyek di Kota Malang. Sejak 1985, ia juga menyambi jadi Assisten Dosen di Fakultas Teknik – Universitas Widyagama, Malang, Jawa Timur.
Selesai kelulusan sarjananya pada 1988, ia diangkat jadi Dosen , kemudian merangkap sebagai Pengelola Laboratorium Komputer di perguruan tinggi yang sama sampai pertengahan 1990. Sejak 1989, ia menyambi pula sebagai Staf pada Konsultan PT Bina Rancang , di Kota Malang. Pada akhirnya, di pertengahan 1990, ia memutuskan hijrah ke Jakarta.
Awal Profesi Bidang Teknologi Informasi (TI) Pertengahan 1990 adalah awal karier Heru pada profesi bidang TI, dimulai dengan menjadi staf operator input data pada sebuah perusahaan publishing milik negara (BUMN), yaitu PT Elnusa Yellow Pages (sekarang PT Infomedia Nusantara , sejak mayoritas sahamnya dibeli oleh PT Telekomunikasi Indonesia). Tahapan kariernya di PT Elnusa Yellow Pages dilaluinya dengan cukup singkat, hingga dua tahun kemudian ia dipercaya memimpin operasional bidang TI di perusahaan tersebut sebagai Kepala Manajemen Informasi .
Saat itu lah ia mulai mengenal dan mendalami teknologi internet. Tahun 1995, Heru direkrut oleh korporasi swasta yang merupakan salah satu pelopor usaha Teknologi Informasi di Indonesia, Soedarpo Informatika . Ia menduduki posisi General Manager pada Divisi Networking & Telecommunication (NT). Hal yang membuat ia tertarik dan meninggalkan posisinya di PT Elnusa Yellow Pages adalah karena mendapat tantangan baru untuk ikut berperan merintis hal yang masih sangat asing pada waktu itu dan merupakan hal baru bagi industri TI di Indonesia, yaitu usaha jasa penyelenggaraan layanan akses internet (Internet Services Provider).
Heru mendukung timnya di Divisi NT untuk beberapa kegiatan Soedarpo Informatika pada beberapa proyek, seperti rintisan sistem RTGS (Real-time gross settlement) di Bank Indonesia dan Siskohat [8] di Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama [9] , sedangkan ia sendiri lebih fokus pada pengembangan proyek ISP yang dirintis oleh tim teknologi di Soedarpo Informatika sejak 1994 dengan branding Sonet.
Dalam rangka pengembangan usaha bidang ISP tersebut, ia tertantang pada perancangan proses bisnisnya. Sekitar pertengahan 1996, ia ikut mengawal proses kerjasama yang dirancang oleh Grup Soedarpo Informatika dan Grup Sembawang Media , Singapura,dalam rangka merintis sebuah ISP yang akan beroperasi dengan branding Pacific Internet Indonesia, sebagai ISP kedua bagi Grup Sembawang yang telah memiliki ISP era awal industri internet di kawasan Asia Pacific yang pusat operasionalnya di Singapura sejak 1991, dengan branding Pacific Internet .Pertengahan 1997, Pacific Internet Indonesia mulai beroperasi, namun Heru tidak ikutan di dalamnya, ia tetap bertahan sebagai GM pada Divisi NT Soedarpo Informatika . Sayangnya operasional hasil kongsi dua korporasi besar di Asia Tenggara tersebut hanya bertahan sekitar satu tahun.
Pertengahan 1998 terjadi badai krisis ekonomi yang parah di kawasan asia, berdampak memporakporandakan berbagai sendi industri, termasuk di Indonesia. Apalagi industri internetnya yang baru berusia seumur jagung. Hingga kongsian itu pun disepakati untuk bubar. Kemudian Heru ditugasi oleh manajemen Soedarpo Informatika untuk mencari solusi, atau usaha tersebut akan ditutup. Selang beberapa bulan sejak bubarnya kongsian antara Grup Soedarpo Informatika, Sembawang Media . Akhirnya ia jumpa dua investor yang kemudian bersepakat memutuskan ISP tersebut tetap bisa beroperasi dengan branding baru : Pacific Link .
Pada awal 1999, Heru ikut mengawali operasionalnya sebagai Chief Operating Officer (COO) di ISP tersebut, hingga akhirnya padatahun 2000 ia memutuskan keluar dan bergabung secara formal dengan Melsa ISP yang berpusat di Bandung.